Selasa, 12 Desember 2017

Teacher Diary





Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi anak-anak Indonesia saat ini, karena suatu saat merekalah yang akan menjadi penerus bangsa. Melalui pendidikan, setidaknya mereka akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan layak. Dengan demikian, pemerintah pun tengah giat memajukan pendidikan dinegara ini. Majunya Pendidikan juga bergantung kepada peran guru disekolah. Meskipun keinginan awal saya bukanlah menjadi seorang guru, saya merasa menjadi guru adalah hal yang mudah karena hanya mengajari anak kecil dan tidak akan pernah merasakan dikejar-kejar waktu atau deadline seperti orang kantoran.
 Jika berkaca pada keadaan saat ini, anak-anak di Indonesia masih belum mendapatkan pendidikan yang baik dan layak. Ketika saya mendatangi SD Negeri Serang Ilir yang merupakan salah satu sekolah yang ada dikota Cilegon, peserta didik disekolah tersebut belum sepenuhnya mendapatkan pendidikan yang layak. Karena peserta didik dikelas tempat saya mengajar berjumlah 51 orang yang idealnya dalam satu kelas hanyalah berjumlah 28 peserta. Peserta didik dikelas ini juga harus berbagi tempat dikarenakan dalam satu meja harus ditempati oleh tiga peserta didik. Meskipun kelas tersebut memiliki 3 pengajar, nyatanya kegiatan belajar mengajar di kelas tersebut belum berjalan dengan baik dan berlangsung dengan tidak menentu, dimulainya kegiatan ini tergantung pada pukul berapakah guru tersebut datang. Ya, maklum saja karena ketiga guru dikelas tersebut juga merupakan seorang  ibu rumah tangga yang harus mengurus keluarganya terlebih dahulu.

Sabtu, 31 Desember 2016

gabungan tugas mata kuliah filsafat (UAS FILSAFAT)


v  DEFINISI FILSAFAT
filsafat merupakan usaha atau kegiatan yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang bersifat menyeluruh tentang manusia, alam, dan Tuhan untuk sampai kepada hal yang sangat detail dan mendasar. Filsafat itu ilmu yang mempelajari   seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. filsafat tidak menggunakan dasar secara empiris atau tidak berdasar pada pengalaman Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Dengan berfilsafat kita dapat mendalami ilmu melalui pertanyaan yang tidak ada batasnya. Berfilsafat juga dapat membuat pengetahuan kita semakin bertambah, karena filsafat itu selalu mencari tahu dan mencari kebenaran sehingga kita mendapat banyak pengetahuan.
Istilah "filsafat" juga dapat ditinjau dari dua segi, yakni: 
1.      Segi semantik: perkataan filsafat berasal dari bahasa Arab 'falsafah', yang berasal dari bahasa Yunani, 'philosophia', yang berarti 'philos' = cinta, suka (loving), dan 'sophia' = pengetahuan, hikmah(wisdom). Jadi 'philosophia' berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafat akan menjadi bijaksana. Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut 'philosopher', dalam bahasa Arabnya 'failasuf". Pecinta pengetahuan ialah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai tujuan hidupnya, atau perkataan lain, mengabdikan dirinya kepada pengetahuan.
2. Segi praktis: dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat bererti 'alam pikiran' atau 'alam berpikir'. Berfilsafat artinya berpikir. Namun tidak semua berpikir bererti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sebuah semboyan mengatakan bahwa "setiap manusia adalah filsuf". Semboyan ini benar juga, sebab semua manusia berpikir. Akan tetapi secara umum semboyan itu tidak benar, sebab tidak semua manusia yang berpikir adalah filsuf. Filsuf hanyalah orang yang memikirkan hakikat segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam. Tegasnya: Filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dengan kata lain: Filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.
Definisi Filsafat menurut para ahli:
1.       Plato (427SM - 347SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan guru Aristoteles, mengatakan: Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).
2. Aristoteles (384 SM - 322SM) mengatakan : Filsafat adalah ilmua pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda).
3. Immanuel Kant (1724 -1804):  ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang di dalamnya tercakup empat persoalan: 1) apakah yang dapat kita kerjakan (jawabannya metafisika) 2)apakah yang seharusnya kita kerjakan (etika) 3) sampai di manakah harapan kita (agama) 4) apakah yang dinamakan manusia (antropologi). Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada (Plato). Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (Aristoteles).
v IMMANUEL KANT
Mengenai empat persoalan dalam pokok pemikiran Immanuel Kant ini akan dibahas secara detail. yaitu:
Yang pertama. Apakah yang dapat kita kerjakan???
Pada Kant metafisika dipahami sebagai suatu ilmu tentang batas-batas rasionalitas manusia. Metafisika tidak lagi hendak menyibak dan mengupas prinsip mendasar segala yang ada tetapi metafisika hendak pertama-tama menyelidiki manusia (human faculties) sebagai subjek pengetahuan. Disiplin metafisika selama ini yang mengandaikan adanya korespondensi pikiran dan realitas hingga menafikkan keterbatasan realitas manusia pada akhirnya direvolusi total oleh Kant. Dalam diri manusia, menurut Kant, ada fakultas yang berperan dalam menghasilkan pengetahuan yaitu sensibilitas yang berperan dalam menerima berbagai kesan inderawai yang tertata dalam ruang dan waktu dan understanding yang memiliki kategori-kategori yang mengatur dan menyatukan kesan-kesan inderawi menjadi pengetahuan.  pada Kant, hakikat realitas itu sebenarnya tidak pernah sungguh-sungguh diketahui (misalnya Tuhan itu sesungguhnya apa? Dunia itu apa?). yang diketahui adalah gejalahnya, fenomenanya (relitas sebagaimana penampakkannya), sejauh saya melihatnya (das ding fur mich). Di sini Kant tidak melegitimasi kemampuan akal budi manusia memahami esensi sebuah realitas tetapi memahami bahwa akal budi manusia terbatas dalam memeperoleh pengetahuan dibalik segala penampakan.

Rabu, 14 Desember 2016

Fungsi bahasa





Aliran filsafat bahasa dan psikolinguistik melihat fungsi bahasa sebagai sarana untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan emosi, sedangkan aliran sosiolinguistik berpendapat bahwa fungsi bahasa adalah sarana untuk perubahan masyarakat.

Walaupun tampak perbedaan, pendapat ini saling melengkapi. Secara umum dapat dinyatakan bahwa fungsi bahasa adalah:
a. koordinator kegiatan-kegiatan masyarakat,
b. penetapan pemikiran dan pengungkapan,
c. penyampaian pikiran dan perasaan,
d. penyenangan jiwa, serta
e. pengurangan kegoncangan jiwa.

Menurut Halliday, sebagaimana yang dikutip oleh Thaimah bahwa fungsi bahasa adalah:

Sarana Ilmiah




Bahasa
Bahasa memegang peranan penting dan suatu hal yang lazim dalam hidup dan kehidupan manusia. Kelaziman tersebut membuat manusia jarang memerhatikan bahasa dan menganggapnya sebagai suatu hal yang biasa, seperti bernapas dan berjalan. Padahal bahasa mempunyai pengaruh-pengaruh yang luar biasa dan termasuk yang membedakan manusia dengan yang lainnya. Hal ini senada dengan apa yang diutarakan oleh Ernest Cassirer, sebagaimana yang dikutip oleh Jujun bahwa keunikan manusia bukanlah terletak pada kemampuan berpikirnya, melainkan terletak pada kemampuannya berbahasa. Oleh karena itu, Ernest menyebut manusia sebagai Animal Symbolicum, yaitu makhluk yang mempergunakan simbol. Secara generik istilah ini mempunyai cakupan yang lebih luas dari istilah homo sapiens sebab dalam kegiatan berpikir manusia mempergunakan simbol.

sertifikat seminar


Selasa, 13 Desember 2016

Kajian Filsafati Dasar-dasar ilmu pengetahuan


Pengertian ilmu pengetahuan secara umum adalah suatu sistem yang terdiri dari pengetahuan pengetahuan (ilmiah) yang ditujukan untuk memperoleh kebenaran (ilmiah) dan sedapat mungkin untuk mencapai kebahagiaan umat manusia.
Jenis dari ilmu pengetuan adalah sistemnya.Pembedanya adalah kumpulan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran dan sedapat mungkin untuk kebahagiaan umat manusia.
Ilmu pengetahuan ditinjau dari unsur unsurnya, yaitu berupa:
a. Sistem
b. Pengetahuan (ilmiah)
c. Kebenaran
d. Kebahagiaan umat manusia
Jadi segi statika ilmu pengetahuan adalah:
Suatu sistem tertentu yang berupa pengetahuan (ilmiah).
Sedang segi dinamika ilmu pengetahuan adalah:
1. Suatu usaha terus menerus untuk mencapai kebenaran ilmiah.
2. Kebahagiaan umat manusia.
Jadi bila orang menggunakan istilah dasar dasar yang statik dari ilmu pengetahuan, maka seakan akan orang terpaku perhatiannya pada suatu kerangka dasar yang mau tidak mau harus dibuktikan dalam melakukan kegiatan ilmiah.

Kajian Filsafati tentang Arah dan strategi perkembangan ilmu pengetahuan


Bukan hal yang ajaib bila berpendapat bahwa ilmu pengetahuan yang sekarang dikenal orang berasal dari kebudayaan Yunani Kuno. Ilmu pengetahuan dimulai dari filsafat, nyaris sebagai satu satunya ilmu di masa itu untuk kemudian berangsur-angsur menelorkan percabangan dan perantingan keilmuan lebih jauh. Meskipun demikian, jika sejarah ilmu itu ditelusuri sesuai dengan akar katanya, maka akan diketahui bahwa ilmu sudah tumbuh jauh sebelum para pemikir Yunani mengenalnya. Usaha mula mula di bidang keilmuan yang tercatat dalam sejarah dilakukan oleh bangsa Mesir, di mana banjir sungai Nil yang terjadi tiap tahun ikut menyebabkan berkembangnya sistem almanak, geometri, dan kegiatan survey.
Keberhasilan ini kemudian diikuti oleh bangsa Babylonia dan Hindu yang memberikan sumbangan-sumbangan berharga meskipun tidak seintensif kegiatan bangsa Mesir. Setelah itu muncul bangsa Yunani yang menitikberatkan pada pengorganisasian ilmu. Bangsa Yunani dapat dianggap sebagai perintis dalam mendekati perkembangan ilmu secara sistematis. Sejalan dengan hal di atas, maka arah dalam perkembangan ilmu pengetahuan adalah sbb.:
1. Ilmu berkembang dari keadaan bersatu menuju keadaan yang banyak atau terspesialisasi.
 Dari aspek ini dinyatakan, bahwa tidak ada ilmu pengetahuan pada umumnya, yang ada hanyalah ilmu konkrit. Perkembangan seperti ini ternyata tidak dapat dielakkan, sehingga ilmu dalam perkebangannya menuju ke arah spesialisasi. Spesialisasi dimungkinkan oleh karena manusia dapat menelaah satu aspek saja pada satu soal, terutama pada tahapan analisis.