Schleiermacher adalah penganut Kant,
namun baginya Allah lebih baik tidak ditelusuri dengan metafisika belaka,
namun perlu dihayati kehadirannya, yaitu dengan kontemplasi. Baginya, Allah yang tidak bisa
ditangkap inderawi tidak
bisa juga dilacak dengan rasio murni. Istilah yang dipakai oleh
Schleiermacher untuk Allah adalah "Sang Universum".
Jika Kant mengenal Allah sebagai pemberi hukum moral yang melampaui rasionya,
Schleiermacher menganggap Allah yang dimaksud Kant tidak memadai dalam
kehidupan manusia, sebab Allah hanya pemberi ganjaran kepada
orang yang baik dan penghukum orang yang kurang baik. Sebab Allah, bagi Schleiermacher tidak
mungkin memberi hukuman kekal kepada manusia lantaran ia tidak sempurna, hal
ini dikarenakan bahwa manusia diciptakan Allah bukan agar ia sempurna,
melainkan agar ia berikhtiar mencapai kesempurnaan itu.
Scleiermacher mendekati Allah bukan dari
teori spekulatif, bukan dengan pendekatan moral-praktis,
melainkan pendekatan intuitif-batin, dalam bahasanya melalui kontemplasi dan perasaan. "Di sinilah agama merenungkan
Sang Universum, di dalam caranya mengekspresikan diri dan tindakannya, agama
ingin mendegarkan bisikan suara Sang Universum itu dengan khidmat,... Dalam
kepasifan anak-anak, agama ingin ditangkap dan dipenuhi oleh daya pengaruhnya" Agama adalah Sang Universum sendiri.
Sang Universum ditangkap
dari alam dunia yang mamanifestasikannya. Namun alam dunia bukanlah Sang
Universum yang berdiri sendiri, namun tetap memanifestasikan alam.
Pembedaan ini melaui dua tahap:
1. Alam adalah wahyu Allah, dan ditangkap oleh sanubari
manusia,
2. wahyu yang lebih tinggi dan lebih baik
adalah manusia yang menurut Schleiermacher tidak terbagi-bagi dan tidak
terbatas, namun bereksistensi. Dalam
aktivitas umat manusia itulah Allah menyatakan diri, alam diresapi oleh Yang
Ilahi.
Namun manusia bukanlah
Allah sendiri. Maka tugas agama
adalah mencari menemukan Allah yang ada di luar dirinya. Agama harus tinggal dengan
pengalaman-pengalaman langsung untuk mencari Allah dan mencari keterhubungannya
secara menyeluruh, bukan berfilosofi.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar