Kamis, 03 November 2016

Filsafat Dewasa Ini

Dewasa ini filsafat berguna untuk metode pendekatan berfikir dari pada mencari jawaban. Filsafat itu membimbing kedalam pendekatan masalah yang dihadapi dengan cara terbuka, mendalam atau mendasar, sistematis, kritis,rasional dan atgunentatif, tidak berprasangka, dan ideologis. Kegunaan filsafat makin memberikan peluang untuk memainkan peranan yang sebenarnya. Yaitu, menjawab pertanyaan yang tidak tersentuh oleh disiplin ilmu positif, seperti apa keberadaan (ontologi) itu? Apa ilmu pengetahuan (epistemologi) itu? Siapa manusia (antropologi) itu? (Mudji Sutrisno, 1994)
Fungsi filsafat tidak hanya mneantang bagi mereka yang gemar berfikir spekuatif, melainkan juga membuka mata bahwa tidak semua persoalan harus diselesaikan secara pragmatis (Anton Bakker, 1992). Filsafat stand by bahkan sering membuka perdebatan. Filsafat tidak pernah puas diri dn tidak pernah membiarkan sesuatu sebagai yang tidak selesai. Filsafat itu selalu kritis terhadap realitas dunia dan terhadap dirinya sendiri. Filsafat mengajak memperluas cakrawala dengan menuntut mendalami segala gejolak misteri.
Perlukah memiliki banyak filsuf? Mengapa? (Soerjanto Poespowardojo, 1991). Menurut pengamatan beliau, minat pada analisis flsafat semakin besar, terutama dikalangannn anak muda. Filsafat mulai mendapat tempat kembali dalam masyarakat. Pengamatan JujunS. Suriasumantri (1990), dibeberapa toko buku telah terpasang label filsafat. Hal ini karena nalisis filsafat memperkuat disiplin ilmu lain dan memepertajam analisis ilmuan. Dalam membangun masyarakat rasional perlu dikembangkan pasionalitas instrumental sekaligus pemikiran dan perbuatan yang bernilai kemanusiaan.
Filsafat ilmu cocok bagi pendidikan keimluan dan semua tingakt pendidikan. Pada tingkat pendidikan dasar dilakuakn dengan mengintegrasikan metode ilmiah kepada mata pelajaran tertentu. Penyajian filsafat ilmu dapat bertolak dari ilmu sambil merujuk filsafatnya. Adapun ilmu filsafat terapan mengarahkan pendanganya pada masalah praktis dunia ilmu dan masyarakat alamiah (Jujun S. Suriasumantri, 1990).
Apakah belajar  filsafat itu bermanfaat ?????
Ketika pada mata kuliah filsafat, kita sering merasa kurang bersemangat, lesu bahkan serinng memalingkan perhatiannya. Atau terkadang kita menganggap jika filsafat itu hal yang sebenarnya mudah tetapi dibuat susah, membingungkan. Bagi kita yang merasa seperti itu kemungkinan terdapat dua hal. Yang pertama, mungkin orang tersebut pernah punya pengalaman yang buruk didalam mempelajari filsafat, sehingga membuat kesan negatif. Dan yang kedua, mungkin orang tersebut saat mempelajari filsafat belum merasaskan “manisnya”, karena berbagai hal, mungkin karena mempelajari filsafat sebatas kulit luarnya saja dan kurang menghayatinya atau bisa saja hal ini terpaksa karena filsafat itu mata kuliah yang harus ditempuhnya.
Selain untuk mendapatkan pemikiran atau cakrawala yang luas untuk menetapkan pilihan hidup dari arah pendidikan anak, dapat juga mengurangi salah paham, menyesuaikan kehidupan dalam suasana dunia yang senantiasa berubah, memahami ikatan jaringan kehidupan, dan menentukan kebebasan memilih dengan pilihan yang tepat, karen ajika kita bnayak pilihan, semakin banyak kita dapat mempertimbangkan berbagai kemungkinan tindakan.

DAFTAR PUSTAKA

Komar Oong. 2006. Pendidikan filsafat nonformal. Bandung:  Pustaka Setia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar