Dewasa ini filsafat berguna untuk metode pendekatan berfikir
dari pada mencari jawaban. Filsafat itu membimbing kedalam pendekatan masalah
yang dihadapi dengan cara terbuka, mendalam atau mendasar, sistematis,
kritis,rasional dan atgunentatif, tidak berprasangka, dan ideologis. Kegunaan
filsafat makin memberikan peluang untuk memainkan peranan yang sebenarnya.
Yaitu, menjawab pertanyaan yang tidak tersentuh oleh disiplin ilmu positif,
seperti apa keberadaan (ontologi) itu? Apa ilmu pengetahuan (epistemologi) itu?
Siapa manusia (antropologi) itu? (Mudji Sutrisno, 1994)
Fungsi filsafat tidak hanya mneantang bagi mereka yang gemar
berfikir spekuatif, melainkan juga membuka mata bahwa tidak semua persoalan
harus diselesaikan secara pragmatis (Anton Bakker, 1992). Filsafat stand by
bahkan sering membuka perdebatan. Filsafat tidak pernah puas diri dn tidak
pernah membiarkan sesuatu sebagai yang tidak selesai. Filsafat itu selalu
kritis terhadap realitas dunia dan terhadap dirinya sendiri. Filsafat mengajak
memperluas cakrawala dengan menuntut mendalami segala gejolak misteri.
Perlukah memiliki banyak filsuf? Mengapa? (Soerjanto
Poespowardojo, 1991). Menurut pengamatan beliau, minat pada analisis flsafat
semakin besar, terutama dikalangannn anak muda. Filsafat mulai mendapat tempat
kembali dalam masyarakat. Pengamatan JujunS. Suriasumantri (1990), dibeberapa
toko buku telah terpasang label filsafat. Hal ini karena nalisis filsafat
memperkuat disiplin ilmu lain dan memepertajam analisis ilmuan. Dalam membangun
masyarakat rasional perlu dikembangkan pasionalitas instrumental sekaligus
pemikiran dan perbuatan yang bernilai kemanusiaan.
Filsafat ilmu cocok bagi pendidikan keimluan dan semua
tingakt pendidikan. Pada tingkat pendidikan dasar dilakuakn dengan mengintegrasikan
metode ilmiah kepada mata pelajaran tertentu. Penyajian filsafat ilmu dapat
bertolak dari ilmu sambil merujuk filsafatnya. Adapun ilmu filsafat terapan
mengarahkan pendanganya pada masalah praktis dunia ilmu dan masyarakat alamiah
(Jujun S. Suriasumantri, 1990).
Apakah belajar
filsafat itu bermanfaat ?????
Ketika pada mata kuliah filsafat, kita sering merasa kurang
bersemangat, lesu bahkan serinng memalingkan perhatiannya. Atau terkadang kita
menganggap jika filsafat itu hal yang sebenarnya mudah tetapi dibuat susah,
membingungkan. Bagi kita yang merasa seperti itu kemungkinan terdapat dua hal.
Yang pertama, mungkin orang tersebut pernah punya pengalaman yang buruk didalam
mempelajari filsafat, sehingga membuat kesan negatif. Dan yang kedua, mungkin
orang tersebut saat mempelajari filsafat belum merasaskan “manisnya”, karena
berbagai hal, mungkin karena mempelajari filsafat sebatas kulit luarnya saja
dan kurang menghayatinya atau bisa saja hal ini terpaksa karena filsafat itu
mata kuliah yang harus ditempuhnya.
Selain untuk mendapatkan pemikiran atau cakrawala yang luas
untuk menetapkan pilihan hidup dari arah pendidikan anak, dapat juga mengurangi
salah paham, menyesuaikan kehidupan dalam suasana dunia yang senantiasa
berubah, memahami ikatan jaringan kehidupan, dan menentukan kebebasan memilih
dengan pilihan yang tepat, karen ajika kita bnayak pilihan, semakin banyak kita
dapat mempertimbangkan berbagai kemungkinan tindakan.
DAFTAR PUSTAKA
Komar Oong. 2006. Pendidikan
filsafat nonformal. Bandung: Pustaka Setia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar