Tema sentral dari filsafat
pendidikan adalah pemahaman hubungan antara Tuhan (T), Manusia (M), dan Alam
(A). startnya adalah Tuhan dan berakhir pula untuk atau pada Tuhan. Manusia
merupakan actor penerima atau pengelola ciptaan Tuhan, sedangkan alam sebagai
sarana manusisa berbuat untuk menuju kembali pada Tuhan. Ketiganya memuat
hubungan yang sinergis, masing-masing ketiga actor tersebut memiliki peran yang
saling kait mengait antara yang menguntungkan atau merugikan.
Kemampuan manusia untuk
mengelola alam dan menerjemahkan wahyu Tuhan adalah wujud dari sikap yang
harmonis. Kemampuan manusia mengelola alam akan tetapi tidak mampu
menerjemahkan wahyu Tuhan dianggap sebagai bentuk penyimpangan karena manusia
mengabaikan penciptanya.
Di sisi yang lain, kemampuan manusia menerjemahkan wahyu
Tuhan akan tetapi tidak mampu menerjemahkan alam dianggap sebagai bentuk
pengingkaran terhadap fasilitas yang diberikan kepada manusia oleh Tuhan. Oleh
karenanya diperlukan pemahaman komplit antara ketiganya.
Pendidikan seharusnya menjadi
sarana manusia untuk mengembangkan potensinya. Mereka harus mampu memposisikan
dirinya dalam konteks ketuhanan dan ciptaan-Nya. Akan tetapi lembaga pendidikan
tidak mampu menjembatani keduanya. Lembaga pendidikan yang berbasis pada alam,
hanya mampu memberikan pengertian pada ciptaan-Nya saja sehingga tidak dapat
memahami tentang ilmu-ilmu ketuhanan sehingga mencetak generasi yang sekuler.
Begitu juga pendidikan yang berbasis pada ilmu-ilmu ketuhanan. Mereka tidak
memberikan ruang yang cukup untuk pemahaman terhadap ilmu-ilmu sains sehingga
mereka menjadi gagap teknologi dan sains.
28 Januari 2015 14:14:54
Diperbarui: 17 Juni
2015 12:14:39
Tidak ada komentar:
Posting Komentar