Rabu, 30 November 2016

TUHAN (T), ALAM (A), DAN MANUSIA (M) DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN



Tema sentral dari filsafat pendidikan adalah pemahaman hubungan antara Tuhan (T), Manusia (M), dan Alam (A). startnya adalah Tuhan dan berakhir pula untuk atau pada Tuhan. Manusia merupakan actor penerima atau pengelola ciptaan Tuhan, sedangkan alam sebagai sarana manusisa berbuat untuk menuju kembali pada Tuhan. Ketiganya memuat hubungan yang sinergis, masing-masing ketiga actor tersebut memiliki peran yang saling kait mengait antara yang menguntungkan atau merugikan.
Kemampuan manusia untuk mengelola alam dan menerjemahkan wahyu Tuhan adalah wujud dari sikap yang harmonis. Kemampuan manusia mengelola alam akan tetapi tidak mampu menerjemahkan wahyu Tuhan dianggap sebagai bentuk penyimpangan karena manusia mengabaikan penciptanya.
 Di sisi yang lain, kemampuan manusia menerjemahkan wahyu Tuhan akan tetapi tidak mampu menerjemahkan alam dianggap sebagai bentuk pengingkaran terhadap fasilitas yang diberikan kepada manusia oleh Tuhan. Oleh karenanya diperlukan pemahaman komplit antara ketiganya.
Pendidikan seharusnya menjadi sarana manusia untuk mengembangkan potensinya. Mereka harus mampu memposisikan dirinya dalam konteks ketuhanan dan ciptaan-Nya. Akan tetapi lembaga pendidikan tidak mampu menjembatani keduanya. Lembaga pendidikan yang berbasis pada alam, hanya mampu memberikan pengertian pada ciptaan-Nya saja sehingga tidak dapat memahami tentang ilmu-ilmu ketuhanan sehingga mencetak generasi yang sekuler. Begitu juga pendidikan yang berbasis pada ilmu-ilmu ketuhanan. Mereka tidak memberikan ruang yang cukup untuk pemahaman terhadap ilmu-ilmu sains sehingga mereka menjadi gagap teknologi dan sains. 
28 Januari 2015 14:14:54
 Diperbarui: 17 Juni 2015 12:14:39




Tidak ada komentar:

Posting Komentar