Setiap orang bisa menerapkannya!
Setiap manusia, pasti punya falsafah
masing-masing. Falsafah atau filosofi dipegang teguh dalam perjalanan hidup.
Indonesia punya banyak sekali falsafah baik dan unik. Salah satunya adalah
falsafah orang Jawa.
Falsafah Jawa memang terkenal dalam dan
penuh makna. Nah, kalau kamu salah satu orang Jawa, kamu pasti merasakan betapa
manfaatnya falsafah ini terhadap hidupmu.
1. Alon-alon waton kelakon
Artinya pelan-pelan asal selamat.
Kedengarannya simpel ya tetapi sebenarnya filosofi ini memiliki makna yang
mendalam. Disini kita diajak untuk selalu berhati-hati, ulet, waspada, dan
berusaha dalam menjalani hidup.
2. Aja gumunan, aja getunan, aja kagetan, aja
aleman
Artinya kita jangan mudah heran, mudah
menyesal, mudah terkejut, dan manja. Filosofi ini mengajarkan kita untuk
menjadi orang yang dapat menerima semua keadaan. Sehingga kita tidak akan
membuat masalah buat diri kita dan diri orang lain.
3. Sapa nandur, bakalan ngunduh
Ini soal karma. Bagi siapa yang
mengumpulkan kebaikan maka suatu saat akan mendapatkan hasilnya. Orang yang banyak
membantu orang lain, dia akan mendapatkan karma yang baik suatu hari nanti.
Kita diajarkan untuk berlomba menanam kebaikan dimanapun kita berada. Ini juga
bermakna kerja keras kita yang akan berhasil kelak.
4. Nerima ing pandum
Filosofi tersebut artinya menerima
segala pemberian. Kita sebaiknya bisa ikhlas dalam menghadapi segala hal yang
terjadi didalam hidup kita. Hal ini ditunjukkan khususnya agar kita tidak
menjadi orang yang serakah dan menginginkan hak milik orang lain.
5. Urip iku urup
Hidup itu harus menyala. Jika mengikuti
filosofi ini, kita diajak untuk membuat hidup kita menyala dengan membantu
orang-orang disekitar kita. Intinya kita harus bisa memberi manfaat baik itu
hal kecil maupun hal yang besar.
6. Aja kuminter mundak keblinger, aja cidra
mundak cilaka
Jangan merasa paling pintar biar kita
tidak mau salah arah dan jangan suka mencurangi biar kita tidak mau celaka.
Jadi ingat koruptor sama orang yang mencuri ya. Mereka paling pintar dan salah
arah, mereka juga mencurangi banyak orang, makanya jadi celaka. Kita harus bisa
selalu rendah hati ya...
7. Sak bejo-bejone wong kang lali isih bejo wong
kang eling lan waspodo
Filosofi ini didapat dari kitab Ronggo
Warsita pujangga dari tanah Jawa. Arti dari filosofi tersebut adalah orang yang
paling beruntung itu orang yang selalu ingat kepada yang Kuasa dan berhati-hati
dalam menjalani hidup. Dalam ya guys maknanya.
8. Ngunduh wohing pakarti
Semua orang akan mendapatkan akibat dari
segala perilakunya sendiri. Jadi, kita tidak perlu menyalahkan dan mencari
kesalahan orang lain karena bisa saja itu adalah akibat dari apa yang kita
lakukan sendiri. Jadi, kita harus ingat untuk berhati-hati dalam betindak.
9. Ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake,
sekti tanpa aji-aji, sugih tanpa bandha
Menyerbu tanpa bala tentara, menang
tanpa merendahkan, kesaktian tanpa ajian, kekayaan tanpa kemewahan merupakan
arti dari filosofi ini. Makna dari kata-kata tersebut adalah kita sebaiknya
menjadi pemberani meski berjuang sendirian dan selalu menjaga wibawa serta selalu
bersyukur.
10. Ajining diri saka lathi, ajining raga saka
busana
Arti dari filosofi ini adalah kehormatan
diri berasal dari lisan dan kehormatan raga berasal dari pakaian. Bagi orang
Jawa cara berpakaian itu menentukan kehormatan raga dan cara berbicara
menunjukkan kehormatan diri seseorang. Penampilan dan ucapan kita mempengaruhi
bagaimana orang bereaksi dan menghargai kita.
11. Becik kethitik ala ketara
Nah filosofi yang satu ini artinya
kebaikan akan terlihat dan kejahatan juga akan nampak. Semua perbuatan akan
nampak tidak peduli itu baik maupun buruk. Ini adalah ajaran untuk kita agar
memperbanyak perbuatan yang baik. Jika berbuat buruk dan disembunyikan, maka
suatu saat perbuatan itu juga akan terbongkar.
Filosofi-filosofi di atas merupakan
petuah dan ajaran dari leluhur dan banyak yang sudah terlupakan. Ada baiknya
kita sebagai generasi muda memilih dan mengambil pelajaran yang dapat kita
petik dari makna filosofi-filosofi tersebut.
Sumber:
dikases 11 desember 2016 pukul 20.32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar