Sabtu, 10 Desember 2016

Pragmatisme


Istilah pragmatisme berasal dari kata yunani yang berarti “action”, dan juga berarti “practice”. Dalam filsafat, pragmatisme adalah suatu aliran yang pertama kali diperkenalkan oleh pierce, selanjutnya dikembangkan oleh william james dan jonh dewey.
a.                  Charles pierce (1839-1914)
Pragmatisme yang diperkenalkan oleh pierce terutama didalam menggunakan bahasa yang berarti, yang dinyatakan dalam kata-kata dan kalimat. Menurut  pierce ada dua arti dalam bahasa, yaitu arti secara psikologis dan arti saecara literal atau secara logika . 
Secara psikologis satu kalimat bisa menimbulkan tafsiran yang berbeda-beda bagi setiap orang, sedangkan dalam arti logik setiap orang akan memberikan arti atau makna yang sama terhadap kalimat atau kata tersebut. 
 Dalam penggunaan bahasa yang mengandung arti logika, tidak cukup hanya dengan memberikan definisi tersebut harus memungkinkan kita berhubungan secara langsung dalam pengalaman, dengan apa yang diartikan  oleh kata-kata atau definisi tersebut. Mendefinisikan istilah secara eksprimen  adalah menggunakan alat dimana kita tapat memadukan arti-arti tanpa membingunkan atau salah tafsir. Apabila seseorang tidak mengerti suatu istilah, kita cukup menjelaskan kondisi eksprimental yang memberi arti terhadap istilah tersebut, sehingga akan terdapat kesepakatan, dan kemampuan mengerti secara universal. Pernyataan yang faktual, merupakan pernyataan yang berarti, apabila mempunyai kemampuan untuk dikaji benar tidaknya secara ilmiah. Adapun tujuan pragmatisme pierce adalah untuk mengatasiv erbalisme yang menyangkut intelektual, dengan cara merumuskan kriteria objektif untuk membeda-bedakan pengertian. 

b.            William james ( 1842 - 1910)
James seorang filosof bangsa Amerika berjasa besar dalam memperkenalkan pragmatisme dalam perkembangannya. Dia seorang profesor diHarverd university, dan banyak mengabdikan dirinya untuk pragmatisme. Pragmatisme james disebut juga praktikalisme, sedangkan pragmatisme pierce disebut eksprimentalisme. Pragmatisme james berbeda dengan pierce terutama dalam hal : pierce menggunakan pendekatan dengan matematika dan logika simbolik (bahasa), sedangkan james mengemukakan pendekatan psikologi. Selanjutnya  perbedaan antara james dan pierce dalam mengartikan “praktis” (pratical). Menurut pierce yang dikatakan praktis ialah yang dibuktikan melalui penelitian eskprimental, sedangkan menurut james yang dikatakan praktis ialah yang dapat mempengaruhi perilaku manusia. 
Menurut james, teori merupakan alat untuk memecahkan masalah dalam pengalaman kita. Karena itu teori harus dinilai dalam pengertian mengenai keberhasilan menjalankan fungsinya. Jadi menurut james teori itu benar kalau berfungsi. 
      Berbicara tentang kebenaran, kebenaran adalah sesuatu yang terjadi terhadap suatu ide, bukan sebagai ide yang pasti, sebelum seseorag menemukan apakah satu teori berfungsi, tidak diketahui benar atau salahnya.
      Berdasarkan teori kebenaran pragmastis tersebut, kebenaran itu bukan sesuatu yang bersifat statis atau tidak berubah, melainkan tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Dalam berbagai fungsi kurun waktu sejarah manusia, teori tertentu dalam berbagai gagasan dapat memuaskan bagi masalah yang terjadi. Namun setelah pengalaman bertambah dan semakin rumit, maka apa yang tadinya benar, meluas dan berkembang mencari kondisi yang baru. Jadi menurut james tidak ada kebenaran yang mutlak, yang Berlaku umum, bersifat tetap, dan berdiri sendiri terlepas dari akal yang mengenal. Kebenran itu akan selalu berubah, sejalan dengan perkembangan pengalaman, karena apa yang dikatakan benar dapat dikoreksi dalam pengalaman berikut. 
c.                         Jonh dewwey (1859-1952) 
 Setelah james, muncul john dewey dengan suatu pandangan yang disebut instrumentalisme. Ia merupakan seorang pemikir yang berpengaruh pada zamannya, dan ia mengembangkan teori pengetahuan dari sudut peranan biologis dan psikologis. Konsep-konsepnya merupakan bimbingan untuk mengarahkan kegiatan intelektual manusia kearah masalah sosial yang muncul pada waktu.        Menurut dewey,pengalaman tersebut oleh interaksi antara lingkungan dan organisme biologis. Kegiatan berfikir timbul disebabkan terjadinya gangguan terhadap situasi itu, denagn cara membuat hipotesis sebagai bimbingan bagi tindakan selanjutnya. Dewey menegaskan, bahwa berfikir, khususnya berfikir ilmiah, merupakan alat untuk memecahkan masalah. 
Pengalaman  manusia membentuk aktivitas untuk memperoleh pengetahuan. Kita mulai berfikir tidak hanya berfikir biasa, melainkan berfikir reflektif (reflektive thinking). Berfikir akan terjadi apabila kita menghadapi masalah. Untuk memecahkan masalah tersebut, manusia mempunyai pikiran, akal, atau pendapat. Pikiran atau akal kita gunakan sebagai alat untuk memecahkan masalah tersebut, sehingga kita mencapai  tujuan, yaitu memperoleh pengetahuan. Ide atau pikiran itu dirumuskan dalam bentuk hipotesis, atau hipotesis kerja, sebagai alat untuk memcahkan masalah yang konkret. 
      Eksprimen merupakan bagian bagian pokok dalam proses pengetahuan. Dengan pragmatisme, john dewey menerapkannya dalam kedalam proses pendidikan. Ia mengembangkan metode problem solving atau metode memcahkan masalah, sebagai penyempurnaan dari metode lama yang sifatnya hannya menuangkan informasi bagi para siswa disekolah. Sebagai hasil penerapannya ini, pendidikan maju pesat. Anak didik tidak hanya saja mendapatkan berbagai disiplin tetapi anak juga diharapkan dengan berbagai situasi yang merupakan kesempatan baginya untuk mengembangkan cara mengatasi kesulitan tersebut. Dalam memecahkan masalah, anak dibawa berfikir melewati beberapa tahap, yang disebut metode berfikir ilmiah sebagai berikut : 
1.      Anak menghadapi keraguan, merasakan adanya masalah. 
2.      Menganalis masalah tersebut, dan menyususun hipotesis- hipotesis yang mungkin. 
3.      Mengumpulkan datta yang akan membatasi dan memeprjelas masalah. 
4.      Menguji dan menganalisis masalah.
5.      Menguji, mencoba, dan membuktikan. 




Diakses 21. 43

Tidak ada komentar:

Posting Komentar