Kamis, 08 Desember 2016

Bagaimanakah berfilsafat yang benar itu?


Menurut Prof. Dr. Marsigit M.A. berfilsafat yang benar dan terarah adalah berfilsafat sesuai dengan konteksnya. Cara setiap orang berfilsafat akan berbeda satu dengan yang lain, tergantung latar belakang orang yang bersangkutan. Tentu saja orang yang beragama Islam akan berbeda filsafatnya dengan orang Yahudi, berbeda pula dengan orang Kristiani. Filsafat orang yang tidak beragama berbeda dengan orang yang beragama. Cara orang dari suku Jawa berfilsafat tentu berbeda dengan orang yang bersuku Batak atau suku Sunda dan lain sebagainya. Dengan kata lain, orang berfilsafat dipengaruhi oleh konteksnya masing-masing. Filsafat itu merupakan olah pikir yang masih terbuka secara spiritual maupun non spiritual. Kiranya satu hal yang penting dalam berfilsafat adalah orang harus meletakkan spiritual sebagai fondasi atau dasar dan sekaligus muara dalam berfilsafat.
Setinggi-tingginya pengembaraan pikiran dalam berfilsafat tetap masih dalam kerangka berspiritual. Bagaimanapun di atas langit filsafat masih ada langit spiritual. Berfilsafat semestinya diarahkan agar manusia dapat semakin mudah menemukan Tuhan Sang Pencipta semesta, supaya manusia semakin dekat dan menyatu dengan Sang Hidup sendiri. Find God in all things, demikian seperti disampaikan oleh St Ignatius Loyola salah seorang pujangga gereja, pendiri ordo Jesuit. 


Sumber:
 http://rumah-matematika.blogspot.co.id/2013/09/berfilsafat-mengolah-pikir-mengolah.html
Diakses 9. 33



Tidak ada komentar:

Posting Komentar