Ada diantara para ahli yang
mendefinisikan filsafat dari segi proses berpikirnya, dan ada pula
yang mendefinisikan filsafat dari segi hasil berpikir (hasil
berpikir para filsuf). Namun demikian, dalam rangka membangun pengertian filsafat,
antara keduanya itu (filsafat sebagai proses dan filsafat sebagai hasil)
sesungguhnya tak dapat dipisahkan. Sebagai suatu proses
berpikir, filsafat dapat didefinisikan sebagai
suatu proses berpikir reflektif sistematis dan kritis kontemplatif
untuk menghasilkan sistem pikiran atau sistem teori tentang hakikat segala
sesuatu secara komprehensif. Sejalan dengan ini Titus dkk. (1979) mengemukakan
bahwa: Philosophy is a method of reflective thinking and reasoned inquiry
(Filsafat adalah metode atau cara berpikir reflektif dan penyelidikan melalui
menalar).
Sebagai suatu hasil berpikir, filsafat dapat
didefinisikan sebagai sekelompok teori atau sistem pikiran. Titus dkk.,
(1979) merumuskannya dalam kalimat: “Phylosophy is a group of theories or
systems of thougt”. Hasil berfilsafat yang telah dilakukan oleh para
filsuf tiada lain adalah sistem teori atau sistem pikiran mengenai segala
sesuatu. Sistem teori atau sistem pikiran ini tentunya sudah ada atau
sudah tergelar di dalam kebudayaan umat manusia. Kita dapat menemukannya dalam
bentuk tulisan atau buku, puisi, dsb, sebagaimana telah dihasilkan
oleh para filsuf besar seperti: Socrates, Plato, Aristoteles, Rene Descartes,
Iqbal, Alghazali, John Dewey, John Locke, dsb. Dengan redaksi lain,
filsafat sebagai hasil berpikir dapat didefinisikan sebagai suatu sistem teori
atau sistem pikiran tentang hakikat segala sesuatu yang bersifat komprehensif,
yang diperoleh melalui berpikir reflektif sistematis dan kritis
kontemplatif.
Diakses pukul 09.55
Tidak ada komentar:
Posting Komentar