Senin, 05 Desember 2016

Definisi Filsafat secara Operasional

 Ada diantara para ahli yang mendefinisikan filsafat  dari segi proses berpikirnya,  dan ada pula yang mendefinisikan filsafat  dari segi hasil berpikir (hasil  berpikir para filsuf). Namun demikian, dalam rangka membangun pengertian filsafat,  antara keduanya itu (filsafat sebagai proses dan filsafat sebagai hasil) sesungguhnya tak dapat dipisahkan. Sebagai suatu proses berpikir,    filsafat  dapat didefinisikan sebagai  suatu proses berpikir  reflektif sistematis dan  kritis kontemplatif untuk menghasilkan sistem pikiran atau sistem teori tentang hakikat segala sesuatu secara komprehensif. Sejalan dengan ini Titus dkk. (1979) mengemukakan bahwa:  Philosophy is a method of reflective thinking and reasoned inquiry (Filsafat adalah metode atau cara berpikir reflektif dan penyelidikan melalui menalar).  

Sebagai suatu hasil berpikir, filsafat dapat didefinisikan sebagai  sekelompok teori atau sistem pikiran. Titus dkk., (1979) merumuskannya dalam kalimat: “Phylosophy is a group of theories or systems of thougt”. Hasil  berfilsafat yang telah dilakukan oleh para filsuf tiada lain adalah sistem teori atau sistem pikiran mengenai segala sesuatu. Sistem teori atau sistem pikiran ini  tentunya sudah ada atau sudah tergelar di dalam kebudayaan umat manusia. Kita dapat menemukannya dalam bentuk tulisan atau buku,  puisi, dsb, sebagaimana  telah dihasilkan oleh para filsuf besar seperti: Socrates, Plato, Aristoteles, Rene Descartes, Iqbal, Alghazali,  John Dewey, John Locke, dsb.  Dengan redaksi lain, filsafat sebagai hasil berpikir dapat didefinisikan sebagai suatu sistem teori atau sistem pikiran tentang hakikat segala sesuatu yang bersifat komprehensif, yang diperoleh melalui berpikir reflektif sistematis dan kritis kontemplatif.  
Diakses pukul 09.55


Tidak ada komentar:

Posting Komentar