Agama dan ilmu dalam beberapa hal menunjukan
perbedaanya, namun pada sisi tertentu memiliki kesamaan. Agama lebih
mengedepankan moralitas dan menjaga tradisi yang sudah mapan (ritual) yang
cenderung ekslusif, dan subjektif. Sementara ilmu selalu mencari hal baru dan
tidak perlu terikat dengan etika progresif. Agama memberikan ketenangan dari
segi batin, karena ada janji kehidupan setelah mati. Sedangkan ilmu memberi
ketenangan dan sekaligus kemudahan bagi kehidupan di dunia.
Karena bagi masyarakat beragama, walaupun Ilmu
memiliki perbedaan yang konfrehensif, baik dalam fase rohani dan fase kebutuhan
jasmani, ilmu adalah bagian yang tak dapat dipisahkan dari nilai ketuhanan,
karena sumber ilmu yang hakiki adalah Tuhan, karena manusia hanya menemukanya
melalui pendekatan-pendekatan dan disiplin ilmu secara tersistematis, dengan
kemudian merekayasanya, dan menjadikanya sebuah instrument penting dalam
kehidupan. Karena manusia berbeda dengan ciptaan Tuhan lainya, manusia diberikan
daya pikir berbeda dengan makhluk lainya. Daya pikir inilah yang kemudian
menemukan teori-teori ilmiah dan teknologi.
Dalam waktu yang sama, antara manusia, daya pikir dan
temuan-temuanya, semua itu harus bertanggung jawab dalam balut transcendental,
tanggung jawab pada Penciptanya. Karena, daya pikir tersebut tidak dapat
dipisahkan dari keberadaan manusia sebagai ciptaan-Nya. Sehingga, konsekuensi
logisnya, manusia tidak hanya bertanggung jawab pada manusia saja, melainkan
sebab dan akibat yang ditimbulkan oleh daya pikirnya pun turut serta
bertanggungjawab di hadapan Tuhan sebagai Penciptanya.
Akan tetapi, walaupun Agama mendorong umatnya untuk
menuntut ilmu, bahkan hampir semua kitab suci menganjurkan umatnya untuk
mencari ilmu sebanyak mungkin, disi lain perlu juga diingat bahwa, ikatan agama
yang terlalu kaku dan terstruktur, kadang kala mempersempit laju perkembangan
Ilmu. Karena itu, perlu kejelian dan kecerdasan dalam memperhatikan sisi
kebebasan dalam ilmu, dan system nilai dalam agama, agar tidak terjadi benturan
dan bertolak belakang antara ilmu dan agama.
Penataan laju perkembangan ilmu berdasarkan system
nilai agama, kemudian mampu menjadikan Ilmu tetap berjalan, dan nilai agama
yang berlaku menjadi control sosial dalam menata laju ilmu dengan memperhatikan
Lingkungan sekitar. Dengan demikian, dapatlah sebuah penjagaan terhadap alam,
baik alam makrokosmos maupun alam mikrokosmos yang tidak lepas daripada
kehidupan kita.
Sumber: http://younaitspepunm.blogspot.co.id/2013/02/tantangan-masa-depan-ilmu-pengetahuan.html
Diakses : 10 desember 2016 pukul 22.47
Tidak ada komentar:
Posting Komentar