Senin, 12 Desember 2016

Objektivitas,Apologi dan filosofi


Teladan dari Nabi Muhammad SAW


Semua manusia yang hidup di zaman ini,tidak lebih hebat dan lebih baik bila dibandingkan dengan manusia di zaman dahulu,kita melihat nabi-nabi atau utusan Allah,mereka telah diperlengkapi dengan Ruh Qudus,mukzizat atas seizin Allah,dan mempunyai kharisma diri untuk memimpin umat ataupun menegur umat yang mendustakan kebenaran Allah

begitu pula Nabi Muhammad,Penerima dan pendiri agama Islam dari sisi kehidupan beliau,bila kita membaca dari sumber netral,ada hal-hal yang fantastis yang mengisi hidupnya baik dari segi jasmani maupun spiritual,
hal-hal fantastis inilah yang dilihat ada unsur ghoib yang berperan didalamnya,dalam keadaan baik maupun dalam keadaan terdesak(berperang) unsur-unsur ghoib ini seolah-olah mengikuti(menyertai) dan menjamin keselamatannya
perbedaan kualitas diri inilah yang patut di telaah lagi oleh daya pikir kita sekarang ini,bahwa kita harus mengambil sikap teladan baik mereka dalam mengambil keputusan dan dalam melakukan tindakan segala hal
Ruh Qudus(muslim=malaikat gabriel) ;(Kristen=Roh Kebenaran) menyertai orang-orang tertentu yang dipilihnya
itu adalah kuncinya,dalam segala hal kita harus menyertakan Ruh Kebenaran yang ada didalam hati kita untuk menilai segala sesuatu,
dizaman ini sangat sukar apabila kita diperkuat oleh Ruh Qudus(meskipun bisa) karena berbagai kegiatan,pekerjaan atau kesenangan kita yang membuat kita jauh dari Ruh Qudus


namun dalam hal inipun muslim telah diberikan teladan oleh Nabi Muhammad,dimana beliau ketika menjelang akhir hidupnya,ketika malaikat jibril tidak lagi memperkuat beliau,Nabi Muhammad menyebut Allah dan meminta untuk di hubungkan dengan Teman yang maha tinggi yaitu Isa a.s


Wahai Tuhan! Ampunilah saya, Kasihanilah saya dan hubungkan saya dengan Teman yang Mahatinggi” (Shahih Bukhari no.1573). 

Nabi Muhammad membutuhkan Isa a.s pada waktu tidak diperkuat oleh malaikat jibril,begitu juga umat muslim yang sehari-harinya tidak diperkuat oleh Ruh Qudus

Pada akhir hidupnya beliau memberikan pesan kepada umat muslim,selain mempercayai Isa a.s sebagai nabi,juga sebagai teman Nabi Muhammad Yang Maha Tinggi,sebagaimana Nabi Muhammad mengimani Isa a.s dan Allah saja ( dua pribadi yang berbeda yang disebut sebagai kata-kata terakhirnya)

4.An-Nisaa' : 159

Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.


teman yang maha tinggi dan terkemuka di Akhirat
(muslim=isa a.s sebagai ? diakhirat) ;(kristen=Hakim akhirat)

pada akhirnya:
jalan keselamatan bagi Nabi Muhammad adalah beriman kepada Isa a.s(sebagai Yang Maha Tinggi=?) dan Allah


bahan renungan:
apabila Isa a.s dikatakan sebagai Yang Maha Tinggi
Allah akan murka,namun Allah tidak murka atas perkataan Nabi muhammad ini 

Sumber:

diakses 11 desember 2016 pukul 21.07

Tidak ada komentar:

Posting Komentar