Pelopor dan filsafat Positivisme ialah
Augus comte, yang dalam pemikirannya, terutama masalah kemasyarakatan.
Dikatakan positivisme, karena mereka beranggapan bahwa yang dapat
kita selidiki, dapat kita pelajari hanyalah yang berdasarkan fakta-fakta, yang
didasarkan data-data yang nyata, yaitu mereka menamakan positif. Apa yang kita
ketehui itu hanyalah yang tampak saja, diluar kita tidak perlu mengetahuinya,
dan tidak perlu untuk diketahuinya. Positivismemembatasi
penyelidikan atau studinya hanya kepada bidang gejala-gejala saja.
Positivisme sebagai
filsafat mengemukakan pandangannya bahwa segala sesuatu yang terjadi
berdasarkan hukum-hukum yang dapat dibuktikan dengan observasi, eskprimen, dan
verifikasi.
Positivisme adalah suatu aliran filsafat
yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar
dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik. Tidak mengenal adanya
spekulasi, semua didasarkan pada data empiris.
Dalam
masyarakat dia mengemukakan, bahwa nilai-nlai politik suatu masyarakat dapat
dijelaskan secara ilmiah, dengan mengemukakan hukum prubahan historis atau
dasar induksi, berdasarkan fakta-fakta yang kita peroleh, kita selidiki dari
kehidupan masyarakat itu sendiri. Maka nilai-nilai tersebut tumbuh dan
berkembang didalam suatu proses kehidupan dari suatu masyarakat. Ada
tiga peride perkembangan masyarakat.
1. Periode organik, dimana mayarakat hidup harmonis dan
bersatu, penuh ketentraman dan kedamaian.
2. Periode krisis, dimana masyarkat hidup dalam suasana
yang ditandai dengan ketidak pastian, ketidakpastian aturan hukum, penuh
pelanggarn tehadap hak-hak dasar manusia. Nilai-nilai politik dan sosial
mengarah kepada egoisme dan anarki.
3. Peride organisk, dimana masyrakat hidup penuh dengan
kedamaian dan keadilan. Hal ini semuanya terjadi karena manunsia dalam
kehidupannya berpegang teguh kepada ilmu pengetahuan.
a. Aguste comte
Aguste comte adalah pelopr dari pemikiran positivisme dan
ia juga bapak sosiologi yang kita kenal dewasa ini. Comte membatasi pengetahuan
pada bidang gejala saja, apa yang kita ketahui secara positif adalah yang
tampak, dan semua gejala. Pandangan tersebut diatas didasarkan atas hukum
evolusi sejarah manusia, bahwa manusia menurut comte mengalami tiga tingkatan,
yaitu :
1. Tingkatan teologis,
2. Tingkatan metafisik,
3. Tingkatan posistif,
Menurut comte, sejarah manusia berkembang secara
evolusi dari tingkatan pertama yang disebut tingkatan teologis, yakni dikuasai
oleh tahayul dan prasangka, meningkat ketingkat kedua yang disebut tingkatan
metafisik, yang sebetulnya masih abstrak dan tingkatan ketiga ialah tingkatan
positif, yaitu tingkatan ilmu pengetahuan., dimana dogmatis diganti oleh
pengethuan afaktual. Pada periode terakhir ini manusia membatasi dan
mendasarkan pengetahuannya kepada apa yang dapat dilihat,diukur, dan
dibuktikan.
b. Jhon
suart mill (1806-1837)
Aguste comte memberikan suatu landasan sosiologis,
maka mill memberikan landasan psikologis terhadap filsafat positivisme.
Karena itu mill berpandangan bahwa psikologi merupakan pengethuan dasar bagi
filsafat. Seperti halnya kaum positif, mill mengaku bahwa satu-satunya yang
menjadi sumber pengetahuan ialah pengalaman, karena itu induksi merupakan
metode yang paling dipercaya dalam ilmu pengetahuan. Ia membagi ilmu
pengetahuan menjadi :
1. Ilmu pengethuan rohani, dan
2. Ilmu pengetahuan alam.
Diakses
21. 38
Tidak ada komentar:
Posting Komentar