Sabtu, 10 Desember 2016

Positivisme




Pelopor dan filsafat Positivisme ialah Augus comte, yang dalam pemikirannya, terutama masalah kemasyarakatan. Dikatakan positivisme, karena mereka beranggapan bahwa yang dapat kita selidiki, dapat kita pelajari hanyalah yang berdasarkan fakta-fakta, yang didasarkan data-data yang nyata, yaitu mereka menamakan positif. Apa yang kita ketehui itu hanyalah yang tampak saja, diluar kita tidak perlu mengetahuinya, dan tidak perlu untuk diketahuinya. Positivismemembatasi penyelidikan atau studinya hanya kepada bidang gejala-gejala saja. 
      Positivisme sebagai filsafat mengemukakan pandangannya bahwa segala sesuatu yang terjadi berdasarkan hukum-hukum yang dapat dibuktikan dengan observasi, eskprimen, dan verifikasi. 
Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris.

Dalam masyarakat dia mengemukakan, bahwa nilai-nlai politik suatu masyarakat dapat dijelaskan secara ilmiah, dengan mengemukakan hukum prubahan historis atau dasar induksi, berdasarkan fakta-fakta yang kita peroleh, kita selidiki dari kehidupan masyarakat itu sendiri. Maka nilai-nilai tersebut tumbuh dan berkembang didalam suatu proses kehidupan dari suatu masyarakat.  Ada tiga peride perkembangan masyarakat.
1.      Periode organik, dimana mayarakat hidup harmonis dan bersatu, penuh ketentraman dan kedamaian. 
2.      Periode krisis, dimana masyarkat hidup dalam suasana yang ditandai dengan ketidak pastian, ketidakpastian aturan hukum, penuh pelanggarn tehadap hak-hak dasar manusia. Nilai-nilai politik dan sosial mengarah kepada egoisme dan anarki. 
3.      Peride organisk, dimana masyrakat hidup penuh dengan kedamaian dan keadilan. Hal ini semuanya terjadi karena manunsia dalam kehidupannya berpegang teguh kepada ilmu pengetahuan. 

a. Aguste comte
Aguste comte adalah pelopr dari pemikiran positivisme dan ia juga bapak sosiologi yang kita kenal dewasa ini. Comte membatasi pengetahuan pada bidang gejala saja, apa yang kita ketahui secara positif adalah yang tampak, dan semua gejala. Pandangan tersebut diatas didasarkan atas hukum evolusi sejarah manusia, bahwa manusia menurut comte mengalami tiga tingkatan, yaitu : 
1.      Tingkatan teologis, 
2.      Tingkatan metafisik, 
3.      Tingkatan posistif, 
Menurut comte, sejarah manusia berkembang secara evolusi dari tingkatan pertama yang disebut tingkatan teologis, yakni dikuasai oleh tahayul dan prasangka, meningkat ketingkat kedua yang disebut tingkatan metafisik, yang sebetulnya masih abstrak dan tingkatan ketiga ialah tingkatan positif, yaitu tingkatan ilmu pengetahuan., dimana dogmatis diganti oleh pengethuan afaktual. Pada periode terakhir ini manusia membatasi dan mendasarkan pengetahuannya kepada apa yang dapat dilihat,diukur, dan dibuktikan. 
b. Jhon suart mill (1806-1837)
Aguste comte memberikan suatu landasan sosiologis, maka mill memberikan landasan psikologis terhadap filsafat positivisme. Karena itu mill berpandangan bahwa psikologi merupakan pengethuan dasar bagi filsafat. Seperti halnya kaum positif, mill mengaku bahwa satu-satunya yang menjadi sumber pengetahuan ialah pengalaman, karena itu induksi merupakan metode yang paling dipercaya dalam ilmu pengetahuan. Ia membagi ilmu pengetahuan menjadi :
1.      Ilmu pengethuan rohani, dan 
2.      Ilmu pengetahuan alam. 



Diakses 21. 38

Tidak ada komentar:

Posting Komentar