Metafisika: Hakikat Realitas .
Aliran filsafat Pragmatisme dikenal pula dengan sebutan Eksperimentalisme dan
Instrumentalisme. Menurut penganut Pragmatisme hakikat realitas
adalah segala sesuatu yang dialami manusia (pengalaman);
bersifat plural (pluralistic); dan terus menerus berubah. Mereka berargumentasi
bahwa realitas adalah sebagaimana dialami melalui pengalaman setiap individu
(Callahan and Clark, 1983). Hal ini sebagaimana dikemukakan William James
bahwa: “Dunia nyata adalah dunia pengalaman manusia” (S.E. Frost Jr., 1957).
Sifat plural realitas antara lain tersurat dalam pernyataan John Dewey: “Dunia
yang ada sekarang ini adalah dunia pria dan wanita, sawah-sawah, pabrik-pabrik,
tumbuhan-tumbuhan dan binatang-binatang, kota yang hiruk pikuk, bangsa-bangsa
yang sedang berjuang, dsb. …. adalah dunia pengalaman kita” (H.H. Titus et all,
1959). Mengingat realitas ini terus berubah, maka realitas tak pernah lengkap
atau tak pernah selesai. Sebab itu, tujuan akhir realitas pun berada
bersama perubahan tersebut. Jadi menurut penganut Pragmatisme, “hanya realitas
fisik yang ada, teori umum tentang realitas tidak mungkin dan tidak diperlukan”
(Edward J. Power, 1982).
Hakikat Manusia .
Kepribadian/manusia tidak terpisah dari realitas pada umumnya, sebab manusia
adalah bagian daripadanya dan terus menerus bersamanya. Karena realitas terus
berubah, manusia pun merupakan bagian dari perubahan tersebut. Beradanya
manusia di dunia adalah suatu kreasi dari suatu proses yang bersifat evolusi
(S.E. Frost Jr., 1957). “Manusia laki-laki dan perempuan – adalah hasil evolusi
biologis, psikologis, dan sosial” (Edward J. Power, 1982). Sejalan dengan
perubahan yang terus menerus terjadi tentunya akan muncul berbagai
permasalahan dalam kehidupan pribadi dan masyarakatnya. Sebab itu, manusia yang
ideal adalah manusia yang mampu memecahkan masalah baru baik dalam kehidupan
pribadi maupun masyarakatnya.
Epistemologi: Hakikat Pengetahuan
. Filsuf Pragmatisme menolak dualisme antara subjek (manusia) yang
mempersepsi dengan objek yang dipersepsi. Manusia adalah kedua-duanya
dalam dunia yang dipersepsinya dan dari dunia yang ia persepsi. Segala sesuatu
dapat diketahui melalui pengalaman, adapun cara-cara memperoleh pengetahuan
yang diandalkan adalah metode ilmiah atau metode sains sebagai mana disarankan
oleh John Dewey. Pengalaman tentang fenomena menentukan pengetahuan.
Karena fenomena terus menerus berubah, maka pengetahuan dan kebenaran
tentang fenomena itu pun mungkin berubah. Bagaimanapun, kebenaran pada hari ini
harus juga dipertimbangkan mungkin berubah esok hari (Callahan and Clark,
1983).
Menurut filsuf Pragmatisme,
suatu pengetahuan hendaknya dapat diverifikasi dan diaplikasikan dalam
kehidupan. Adapun kriteria kebenarannya adalah workability, satisfaction, and
result . Pengetahuan dinyatakan benar apabila dapat dipraktekkan, memberikan
hasil dan memuaskan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
“pengetahuan bersifat relatif; pengetahuan dikatakan bermakna apabila dapat
diaplikasikan. Sebab itu Pragmatisme dikenal pula sebagai Instrumentalisme ”
(Edward J. Power, 1982).
Aksiologi: Hakikat Nilai .
Nilai-nilai diturunkan dari kondisi manusia. Nilai tidak bersifat ekslusif,
tidak berdiri sendiri, melainkan ada dalam suatu proses, yaitu dalam
tindakan/perbuatan manusia itu sendiri. Karena manusia (idividual) merupakan
bagian dari masyarakatnya, baik atau tidak baik tindakan-tindakannya dinilai
berdasarkan hasil-hasilnya di dalam masyarakat. Jika akibat yang terjadi berguna
bagi dirinya dan masyarakatnya, maka tindakan tersebut adalah baik .
Nilai etika dan estetika tergantung pada keadaan relatif dari situasi yang
terjadi. Nilai-nilai akhir ( ultimate values ) tidaklah ada, benar itu selalu
relatif dan tergantung pada kondisi yang ada (conditional).
Pertimbangan-pertimbangan nilai adalah berguna jika bermakna untuk kehidupan
yang intelegen, yaitu hidup yang sukses, produktif, dan bahagia (Callahan and
Clark, 1983). Karena itu aliran ini dikenal sebagai Pragmatisme atau Eksperimentalisme
.
Diakses 10. 31
Tidak ada komentar:
Posting Komentar