Rasul pernah ditanya, orang yang paling beruntung itu yang bagaimana? Rasul
Menjawab :
Yang artinya
: "Barang siapa yang keadaannya hari ini kualitas hidupnya lebih baik dari
hari kemarin maka dia adalah orang beruntung".
Kalau kita
bandingkan dengan tahun kemarin, ilmu dan ibadahnya, dedikasinya, etos kerja,
disiplin kerja meningkat, dan akhlaknya semakin baik, orang tersebut adalah
orang yang beruntung. Dengan kata lain filsafat hidup Rasulullah yang ketiga
adalah "Tiada hari tanpa peningkatan kualitas hidup".
Pernyataan
Rasul yang kedua :
Yang
artinya: "Barangsiapa keadaan hidupnya pada hari ini sama dengan hari
kemarin, maka ia termasuk orang yang rugi".
Jika
amalnya, akhlaknya, ibadahnya, kedisplinannya dan dedikasinya tidak naik dan
juga tidak turun maka orang tersebut termasuk orang yang merugi.
Sementara
orang bertanya: Kenapa dikatakan rugi padahal segala-galanya tidak merosot?
Bagaimana dikatakan tidak rugi, mata sudah bertambah kabur, uban sudah bertabu,
giginya sudah pada gugur dan sudah lebih dekat dengan kubur, amalnya tidak juga
bertambah, kualitas hidup tidak bertambah maka ia adalah rugi. Dan Rasul
mengatakan selanjutnya :
Yang artinya
: "Barangsiapa keadaan hidupnya pada hari ini lebih buruk dari hari
kemarin maka orang semacam itu dilaknat oleh Allah".
Oleh karena
itu pilihan kita tidak ada lain kecuali yang pertama, yakni tidak ada hari
tanpa peningkatan kualitas hidup. Sebagai umat Islam, kedispilinan, dedikasi,
kepandaian, kecerdasan, keterampilan harus kita tingkatkan, agar kita termasuk
orang yang beruntung.
Sumber: http://www.pengobatan.com/kisah_teladan/fisafat_hidup.html
Diakses 10 desember 2016 pukul 23.10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar