Al-Razi dikenal dengan ajaran “Lima Kekal”, yaitu:
· al-Bari Ta’ala (Allah): hidup dan aktif (dengan sifat
independent).
· al-Nafs al-Kulliyyah (jiwa universal):
hidup dan aktif dan menjadi al-mabda` alqadim al-tsani (sumber kekal kedua).
Hidup dan aktifnya bersifat dependent. Al-Nafs al-Kulliyyah tidak
berbentuk. Namun karena punya naluri untuk bersatu dengan al-Hayula
al-Ula, maka al-Nafs al-Kulliyyah memiliki zat yang
berbentuk (form) sehingga bisa menerima sekaligus menjadi sumber penciptaan
benda-benda alam semesta, termasuk badan manusia. Ketika masuk pada benda-benda
itulah, Allah menciptakan ruh untuk menempati benda-benda alam dan badan
manusia di mana jiwa (parsial) melampiaskan kesenangannya. Oleh karena semakin
lama jiwa bisa terlena pada kejahatan, Allah kemudian menciptakan akal untuk
menyadarkan jiwa yang terlena dalam fisik tersebut.
· al-Hayula al-Ula (materi pertama): tidak hidup dan pasif.
Al-Hayula al-Ula adalah substansi (jauhar) yang kekal yang terdiri
dari dzarrah, dzarat (atom-atom). Materi yang sangat padat menjadi substansi
bumi, yang agak renggang menjadi substansi air, yang renggang menjadi substansi
udara, dan yang lebih renggang menjadi api. Al-Hayula al-Ula:
kekal
karena tidak mungkin berasal dari ketiadaan. Buktinya, semua ciptaan Tuhan
melalui susunan-susunan (yang berproses) dan tidak dalam sekejab yg sangat
sederhana dan mudah.
· al-Makan al-Muthlaq (ruang absolut) ?
tidak aktif dan tidak pasif. Materi yang kekal membutuhkan ruang yang kekal
pula sebagai ‘tempat’ yang sesuai. Ada dua macam ruang: ruang partikular
(relatif) dan ruang universal. Yang partikular terbatas sesuai keterbatasan
maujud yang menempatinya. Sementara ruang universal tidak terbatas dan tidak
terikat pada maujud, karena bisa saja terdapat terjadi kehampaan tanpa maujud.
· al-Zaman al-Muthlaq (zaman absolut) ?
tidak aktif dan tidak pasif. Zaman atau masa ada dua: relatif/terbatas yang
bisaa disebut al-waqt dan zaman universal yang bisa
disebut al-dahr. Yang terakhir ini (al-dahr) tidak terikat pada
gerakan alam semesta dan falak atau benda-benda angkasa raya.
Sumber Bacaan
· Jamaluddin
al-Qafthi, Akhbar al-‘Ulama bi
Akhbar al-Hukama’, Kairo: Maktabah al-Mutanabbi, t.t.
· Naiati
M Ustman. 2002. Jiwa dalam Pandangan Para Filosof Muslim. Bandung:
Pustaka Hidayah
· Nasition
Harun. 1973. Filsafat dan
Misticisme dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang
· Soleh
A Khudri. 2004. Wacana Baru
Filsafat Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
· Fakhry
Majid. 2001. Sejarah Filsafat
Islam. Bandung: Mizan
· Hanafi
Ahmad. 1990. Pengantar
Filsafat Islam. Jakarta: Bulan Bintang
· http://www.nlm.nih.gov/hmd/arabic/E8.html
http://ipnks.blogspot.co.id/2013/02/tokoh-tokoh-filsafat-islam-beserta.html
diakses 11 desember 2016 pukul 20.19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar