Kemajuan ilmu dan teknologi yang semula bertujuan
untuk mempermudah pekerjaan manusia, tetapi kenyataannya telah menimbulkan
keresahan dan ketakutan baru bagi kehidupan manusia. Ibarat cerita raja midas
yang menginginkan setiap yang disentuhnya menjadi emas, ternyata ketika
keinginan dikabulkan dia tidak semakin senang tetapi justru menjadi sebaliknya.
John Naissbitt mengatakan bahwa, era informasi
menimbulkan gejala mabuk teknologi, yang ditandai dengan beberapa Indikator,
yaitu; 1) Masyarakat lebih menyukai penyelesaian masalah secara kilat; 2)
masyarakat takut dan memuja teknologi; 3) masyarakat mengaburkan antara yang
nyata dan yang semu; 4) masyarakat menerima kekerasan sebuah hal yang wajar; 5)
masyarakat mencintai teknologi dalam bentuk mainan; 6) masyarakat menjalani
kehidupan yang berjarak dan terenggut.
Naisbitt ingin mengingatkan bahwa, ketika manusia
mulai memuja dan menjadikan teknologi sebuah patron tunggal dalam menjalani
kehidupan, maka yang sebenarnya terjadi adalah ilmu itu telah kehilangan ruh
fundamentalnya, karena Ilmu telah mengeliminir peran manusia dan menjadikan
manusia sebagai budaknya.
Dengan demikian, Ilmu memerlukan sebuah instrument
agar mampu menempatkan ilmu tetap pada tempatnya, dan instrument itu adalah
filsafat. filsafat yang kemudian mengembalikan ruh dan tujuan luhur Ilmu, agar
Ilmu tidak menjadi boomerang bagi kehidupan umat manusia. Di samping itu, salah
satu tujuan filsafat ilmu adalah mempertegas bahwa Ilmu dan perkembangannya
merupakan sebuah instrument, bukan Tujuan.
Kemajuan
Ilmu seiring perjalanannya, membuat manusia ingin mendapatkan segala apa yang
diinginkan. Sehingga, kemajuan ilmu menjadi sebuah komoditas untuk dapat meraih
segala keinginanya secara instant.
Sumber: http://younaitspepunm.blogspot.co.id/2013/02/tantangan-masa-depan-ilmu-pengetahuan.html
Diakses : 10 desember 2016 pukul 22.47
Tidak ada komentar:
Posting Komentar