Senin, 05 Desember 2016

filsafat ilmu

Pada saat ini filsafat sudah diklasifikasikan secara sistematis, yang akan dibahas di sini adalah filsafat ilmu. Filsafat ilmu pengetahuan adalah suatu refleksi filsafat tentang ilmu-ilmu pengetahuan, semua dan segala seginya sesuai dengan cara refleksi filosofis. Filsafat Ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat Ilmu (Pengetahuan Ilmiah). Meskipun secara metodologis ilmu tidak membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan sosial, namun karena permasalahan-permasalahan teknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu ini sering dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-ilmu sosial. Ilmu merupakan pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan. Karena ilmu merupakan sebagian dari pengetahuan  yakni pengetahuan yang memiliki sifat-sifat tertentu, maka ilmu dapat juga disebut pengetahuan keilmuan. Agar tidak  terjadi kesalahpahaman pengertian ilmu (science) dan pengetahuan (knowledge). Pandangan terhadap ilmu dari segi negatif:

(-) Saintisme adalah suatu cara pandang yang serba ilmiah dan menyatakan ilmu dapat menjelaskan segalanya (ilmu sebagai sumber kebenaran). Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang harus bisa dibenarkan dan diselidiki dengan memakai metode ilmiah.
(-)   Sinisme adalah suatu pandangan yang memandang ilmu tidak ada gunanya.
Kita mempelajari filsafat untuk menghidari hal itu dan kita harus bersikap positif.
Lahirnya sains/teknologi, dalam konsepsinya yang modern, tidak bisa dimengerti kecuali dalam hubungannya dengan monoteisme dan dalam orientasinya yang terbaru, sains terbuka terhadap kebenaran-kebenaran filsafat dan religious, serta terhadap koloborasi inter-disipliner. Ada sebuah pertanyaan mengapa orang-orang Cina, yang berabad-abad lamanya sudah mengenal serbuk mesiu, alat cetakan dan kompas ratusan tahun sebelum dunia barat, tidak berhasil mencapai suatu sains yang konsisten? J. Needham, dalam bukunya tentang Science and Civilisation in China menjelaskan kegagalan Cina itu karena alasan yang  sama: mentalitas, katanya dan kebudayaan Cina kuno kekurangan aspek penting dalam paham teologis, ialah paham penciptaan sebagai hasil rasional, otonom dan dinamik dari Allah yang transenden.
Tujuan memahami Filsafat Ilmu:
·         Untuk memahami hakikat ilmu secara mendalam dengan konstelasi: moral, nilai, agama, politik, pendidikan, hukum, dll.
·         Untuk memahami praktis penelitian.
demikian pengertian filsafat semoga berguna.


Sumber:
Jujun  S. Sumantri. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 2005.
_______________. Ilmu dalam Persfektif. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2006.
Leahy, Louis. Sains dan Agama Dalam Konteks Zaman Ini. Yogyakarta: Kanisius. 1997.
P. Hardono Hadi. EPISTEMOLOGI (Filsafat Pengetahuan). Yogyakarta: Kanisius. 1994.

Dikases pada 05 Desember 2016 pukul 23.02


Tidak ada komentar:

Posting Komentar