Pada saat ini filsafat sudah diklasifikasikan secara sistematis, yang akan
dibahas di sini adalah filsafat ilmu. Filsafat ilmu pengetahuan adalah suatu
refleksi filsafat tentang ilmu-ilmu pengetahuan, semua dan segala seginya
sesuai dengan cara refleksi filosofis. Filsafat Ilmu merupakan bagian dari
epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat Ilmu
(Pengetahuan Ilmiah). Meskipun secara metodologis ilmu tidak membedakan antara
ilmu-ilmu alam dengan sosial, namun karena permasalahan-permasalahan teknis
yang bersifat khas, maka filsafat ilmu ini sering dibagi menjadi filsafat
ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-ilmu sosial. Ilmu merupakan pengetahuan yang
didapat melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan. Karena ilmu merupakan
sebagian dari pengetahuan yakni pengetahuan yang memiliki sifat-sifat
tertentu, maka ilmu dapat juga disebut pengetahuan keilmuan. Agar tidak
terjadi kesalahpahaman pengertian ilmu (science) dan
pengetahuan (knowledge). Pandangan terhadap ilmu dari segi negatif:
(-) Saintisme adalah
suatu cara pandang yang serba ilmiah dan menyatakan ilmu dapat menjelaskan
segalanya (ilmu sebagai sumber kebenaran). Pengetahuan yang benar adalah
pengetahuan yang harus bisa dibenarkan dan diselidiki dengan memakai metode
ilmiah.
(-)
Sinisme adalah suatu pandangan yang memandang ilmu tidak ada gunanya.
Kita mempelajari
filsafat untuk menghidari hal itu dan kita harus bersikap positif.
Lahirnya sains/teknologi, dalam konsepsinya yang modern, tidak bisa
dimengerti kecuali dalam hubungannya dengan monoteisme dan dalam orientasinya
yang terbaru, sains terbuka terhadap kebenaran-kebenaran filsafat dan
religious, serta terhadap koloborasi inter-disipliner. Ada sebuah pertanyaan
mengapa orang-orang Cina, yang berabad-abad lamanya sudah mengenal serbuk
mesiu, alat cetakan dan kompas ratusan tahun sebelum dunia barat, tidak
berhasil mencapai suatu sains yang konsisten? J. Needham, dalam bukunya tentang Science and Civilisation in China menjelaskan
kegagalan Cina itu karena alasan yang sama: mentalitas, katanya dan
kebudayaan Cina kuno kekurangan aspek penting dalam paham teologis, ialah paham
penciptaan sebagai hasil rasional, otonom dan dinamik dari Allah yang
transenden.
Tujuan memahami
Filsafat Ilmu:
·
Untuk memahami hakikat
ilmu secara mendalam dengan konstelasi: moral, nilai, agama, politik,
pendidikan, hukum, dll.
·
Untuk memahami praktis
penelitian.
demikian pengertian
filsafat semoga berguna.
Sumber:
Jujun S. Sumantri. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar
Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 2005.
_______________. Ilmu dalam Persfektif.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2006.
Leahy, Louis. Sains dan Agama Dalam Konteks Zaman Ini.
Yogyakarta: Kanisius. 1997.
P. Hardono Hadi. EPISTEMOLOGI (Filsafat Pengetahuan).
Yogyakarta: Kanisius. 1994.
Dikases pada 05 Desember 2016 pukul 23.02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar