Keluarga (disamping sekolah dan masyarakat) memegang
peranan penting dalam pendidikan anak. Karena keluarga merupakan tempat
pertumbuhan anak yang pertama di mana dia mendapatkan pengaruh dari
anggota-anggotanya pada masa yang amat penting dan paling kritis dalam fase
pertumbuhannya, yaitu tahun-tahun pertama dalam kehidupannya (usia
pra-sekolah). Pada masa tersebut apa yang ditanamkan dalam diri anak akan
sangat membekas, sehingga tak mudah hilang atau berubah sesudahnya.
Para ulama Islam banyak memberikan perhatian dan
membahas tentang pentingnya pendidikan melalui keluarga. Syaikh Abu Hamid Al
Ghazali ketika membahas tentang peran kedua orangtua dalam pendidikan anak
mengatakan: “Ketahuilah, bahwa anak merupakan amanat bagi kedua orang tuanya.
Hatinya yang masih suci merupakan permata alami yang bersih dari pahatan dan
bentukan, dia siap diberi pahatan apapun dan condong kepada apa saja yang
disodorkan kepadanya. Jika dibiasakan dan diajarkan kebaikan dia akan tumbuh
dalam kebaikan, dan berbahagialah kedua orang tuanya di dunia dan akhirat, juga
setiap pendidik dan gurunya. Tetapi, jika dibiasakan dengan kejelekan dan
dibiarkan tidak didik sebagaimana binatang ternak, niscaya dia akan menjadi
jahat dan binasa”.
Dalam melaksanakan tugas mendidik anak, orang tua
harus membekali dirinya dengan pengetahuan dan kearifan. Hal ini dibutuhkan
untuk menghindari kesalahan dan penyimpangan dalam melaksanakan tugas mulia
tersebut. Berikut ini sebagian kesalahan yang sering dilakukan oleh para orang
tua dalam mendidik anak-anaknya :
1.
Ucapan orang tua tidak sesuai dengan perbuatan
Ini merupakan kesalahan terpenting, karena anak
belajar dari orang tua banyak hal, tetapi ternyata sering bertentangan dengan
apa yang telah diajarkannya. Tindakan ini berpengaruh buruk terhadap mental dan
perilaku anak.
1.
Kedua orang tua tidak sepakat atas cara tertentu dalam
pendidikan anak
Kadangkala seorang anak melakukan perbuatan tertentu
dihadapan kedua orang tuanya, pada saat itu sang ibu memuji dan mendorong
sedang sang bapak memperingatkan dan mengancam. Anak akhirnya menjadi bingung,
mana yang benar dan mana yang salah di antara keduanya. Hal ini sangat
berbahaya, karena akan mengakibatkan anak menjadi bimbang dan segala urusan
tidak jelas baginya.
1.
Membiarkan anak menjadi korban televise
Media massa mempunyai pengaruh yang besar sekali dalam
perilaku dan perbuatan anak, dan media yang paling berbahaya adalah televisi.
Hampir tidak ada rumah yang tidak mempunyai televisi. Padahal pengaruhnya
demikian luas terhadap anak maupun orang dewasa.
Banyak orang tua yang tidak menaruh perhatian bahwa
anak mereka kecanduan menonton televisi. Padahal ini sangat berpengaruh
terhadap akhlak, fitrah, dan pendidikan mereka. Plomery, seorang peneliti
mengatakan: “Anak pada umumnya, dan kebanyakan orang dewasa, cenderung
menerima, tanpa mempertanyakan , segala informasi yang tampil di film-film dan
kelihatan realistis. Mereka dapat mengingat materinya dengan cara yang lebih
baik maka akal pikiran mereka menelan begitu saja nilai-nilai yang rendah itu.
Oleh karena itu, anak-anak harus dilindungi dan diawasi dari perangkat yang
dapat merusak ini.
1.
Menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak kepada
pembantu atau pengasuh
Kesalahan yang amat serius dan banyak terjadi di
masyarakat kita adalah fenomena kesibukan ibu dari peran utamanya merawat rumah
dan anak-anak dengan hal-hal yang tentunya tak kalah penting dari pendidikan
anak. Misal, sibuk dengan karir di luar rumah, sering mengadakan
kunjungan, menghadiri pertemuan, atau hanya karena malas-malasan dan tidak mau
menangani langsung urusan anak dan menyerahkan anak dalam perawatan wanita lain
seperti pembantu, atau membawanya ke tempat pengasuhan. Akibatnya anak akan
kehilangan kasih sayang ibu yang sangat dibutuhkannya. Hal ini berbahaya sekali
terhadap kejiwaan anak dan masa depannya, karena anak berkembang tanpa kasih
sayang. Jika anak miskin kasih sayang, ia pun akan bertindak keras terhadap
anggota masyarakatnya, akibatnya masyarakat hidup dalam kekacauan, keretakan,
dan kekerasan.
1.
Orang tua menampakkan kelemahannya dalam mendidik anak
Hal ini banyak terjadi pada ibu-ibu dan kadangkala
terjadi pada bapak-bapak. Kita dapatkan, misalnya, seorang ibu berkata: “Anak
ini mengesalkan. Aku tidak sanggup menghadapinya. Aku tak tahu, apa yang harus
aku perbuat dengannya”. Padahal saat itu anak mendengarkan ucapan tersebut,
maka anak pun merasa bangga dapat mengganggu ibunya dan membandel karena dapat
menunjukkan keberadaannya dengan cara ini.
1.
Berusaha mengekang anak secara berlebihan
Sebagian orang tua tidak memberi kesempatan bermain,
bercanda dan bergerak kepada anak. Ini bertentangan dengan tabiat anak dan bisa
membahayakan kesehatannya, karena permainan penting bagi pertumbuhan anak.
Permainan di tempat yang bebas dan luas termasuk faktor terpenting yang
membantu pertumbuhan fisik anak dan menjaga kesehatannya. Maka seharusnya orang
tua tidak mencegah anak-anak yang sedang bermain pasir ketika wisata ke tepi pantai
atau di tengah padang pasir, karena itu merupakan waktu bersenang-senang dan
bermain bagi mereka, bukan waktu untuk berdisiplin.
1.
Mendidik anak tidak percaya diri dan merendahkan
pribadinya
Hal ini banyak terjadi di kalangan bapak-bapak padahal
ini berpengaruh jelek terhadap masa depan anak dan pandangannya terhadap
kehidupan. Karena anak yang terdidik rendah pribadi dan tidak percaya diri akan
tumbuh jadi penakut, lemah dan tidak mampu menghadapi beban dan tantangan
hidup, bahkan sampai ia menjadi dewasa.
Karena itu, seyogianya anak-anak dipersiapkan untuk
dapat melaksanakan tugas agama dan dunia. Dan hal ini tidak akan tercapai
kecuali dengan mendidik mereka untuk memiliki rasa percaya dan harga diri,
namun tidak sombong dan takabur; serta senantiasa diupayakan agar anak
dikenalkan pada hal-hal yang bernilai tinggi dan dijauhkan dari hal-hal yang
bernilai rendah.
http://imadiklus.com/kesalahan-orang-tua-dalam-mendidik-anak/
diakses pada tanggal 03 Desember 2016
pukul 7 40
Tidak ada komentar:
Posting Komentar