A. Hakekat Pendidikan
Dewey menjadi sangat terkenal karena
pandangan-pandangannya tentang filfsafat pendidikan. Pandangan-pandangan yang
dikemukakan banyak mempengaruhi perkembangan pendidikan modern di Amerika. Ketika
ia pertama kali memulai eksperimennya di Universitas Chicago, ia mulai
mengkritik tentang sistem pendidikan tradisional yang bersifat determinasi.
Sekarang ini, pandangannya tidak berlaku di Amerika tetapi juga di banyak
negara lain di seluruh dunia.[21]
Bagi Dewey, kehidupan
masyarakat yang berdemokratis adalah dapat terwujud bila dalam dunia pendidikan
hal itu sudah terlatih menjadi suatu kebiasaan yang baik. Ia mengatakan bahwa
ide pokok demokratis adalah pandangan hidup yang dicerminkan dengan perluanya
pastisipasi dari setiap warga yang sudah dewasa dalam membentuk nilai-nilai
yang mengatur hidup bersama. Ia menekankan bahwa demokrasi merupakan suatu
keyakinan, suatu prinsip utama yang harus dijabarkan dan dilaksanakan secara
sistematis dalam bentuk aturan sosial politik.[22]Sehubungan
dengan hal tersebut maka Dewey menekankan pentingnya kebebasan akademik dalam
lingkungan pendidikan. Ia dengan secara tidak langsung menyatakan bahwa
kebebasan akademik diperlukan guna mengembangkan prinsip demokrasi di sekolah
yang bertumpuh pada interaksi dan kerja sama, berdasarkan pada sikap saling
menghormati dan memperhatikan satu sama lain; berpikir kreatif menemukan solusi
atas problem yang dihadapi bersama, dan bekerja sama untuk merencanakan dan
melaksanakan solusi. Secara implisit hal ini berarti sekolah demokratis harus
mendorong dan memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk aktif
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, merancang kegiatan dan melaksanakan
rencana tersebut.
B. Fungsi dan Tujuan Pendidikan.
Dewey sangat menganggap penting
pendidikan dalam rangka mengubah dan membaharui suatu masyarakat. Ia begitu
percaya bahwa pendidikan dapat berfungsi sebagai sarana untuk peningkatan
keberanian dan pembentukan kemampuan inteligensi. Dengan itu, dapat pula
diusahakan kesadaran akan pentingnya penghormatan pada hak dan kewajiban yang
paling fundamental dari setiap orang. Baginya ilmu mendidik tidak dapat
dipisahkan dari filsafat. Maksud dan tujuan sekolah adalah untuk membangkitkan
sikap hidup yang demokratis dan untuk mengembangkannya. Pendidikan merupakan
kekuatan yang dapat diandalkan untuk menghancurkan kebiasaan yang lama dan
membangun kembali yang baru.
C. Kurikulum Inti
Bagi Dewey, lebih penting melatih
pikiran manusia untuk memecahkan masalah yang dihadapi, dari pada mengisinya
secara sarat dengan formulai-formulasi secara sarat teoritis yang tertib.[23] Pendidikan harus pula mengenal
hubungan yang erat antara tindakan dan pemikiran, antara eksperimen dan refleksi.
Pendidikan yang merupakan kontiunitas dari refleksi atas pengalaman juga akan
mengembangkan moralitas dari anak-anak didik. Dengan demikian belajar dalam
arti mencari pengetahuan, merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Dalam
proses ini, ada perjuangan yang terus menerus untuk membentuk teori dalam
konteks eksperimen dan pemikiran.
Ia juga mengkritik sistem kurikulum
yang hanya “ditentukan dari atas” tanpa memperhatikan masukan-masukan dari
bawah.
D. Metode Pendidikan
Untuk memahami pemikiran John Dewey,
kita harus berusaha untuk memahami titik-titik lemah yang ada dalam dunia
pendidikan itu sendiri. Ia secara realistis mengkritik praktek pendidikan yang
hanya menekankan pentingnya peranan guru dan mengesampingkan peranan para siswa
dalam sistem pendidikan. Penyiksaan fisik dan indoktrinasi dalam bentuk
penerapan doktrin-doktrin menghilangkan kebebasan dalam pelaksanaan pendidikan.
Dewey mengadakan penelitiannya
mengenai pendidikan di sekolah-sekolah dan mencoba menerapkan teori
pendidikannya dalam praktek di sekolah-sekolah. Hasilnya, ia meninggalkan pola
dan proses pendidikan tradisional yang mengandalkan kemampuan mendengar dan
menghafal. Sebagai gantinya, ia menekankan pentingnya kreativitas dan
keterlibatan siswa dalam diskusi dan pemecahan masalah.
Sumber: https://leonardoansis.wordpress.com/goresan-pena-sahabatku-yono/filsafat-pendidikan-menurut-john-locke-dan-john-dewey/
Diakses pukul 21.13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar